Pewarta : Heri Taufik | Editor : Nurul Ikhsan
ASIASATU.com, Jakarta – Peneliti senior dan praktisi teknologi beton Prof. Dr. Ir. Jonbi, MT, MM, MSi, INV berhasil mengembangkan High Density Concrete (HDC) yaitu beton yang memiliki densitas tinggi ≥ 4,8 T/m3 dan memiliki komposisi khusus sehingga dapat meningkatkan sifat etenuasinya. Sedangkan beton konvensional densitasnya berkisar 2,4 T/m3.
Hebatnya lagi, High Density Concrete yang dikembangkan oleh Guru Besar Bidang Teknik Sipil Universitas Pancasila Jakarta ini sangat ramah lingkungan dan tak beracun, bisa meredam Radiasi Gamma, Sinar X, Proton dan memiliki sifat mekanis yang baik. Tak hanya itu, HDC ini menggunakan material lokal dengan TKDN tinggi, dan harga relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan material impor dari luar negeri, selain itu mudah dalam pengerjaannya.
BACA JUGA : Mau Jadi Pengusaha Kimia Konstruksi? Ini Dia Hadir Peluangnya
Dijelaskan Profesor Jonbi yang saat ini menjabat Sekretaris Jenderal Asosiasi Inventor Indonesia (AII) organisasi yang menghimpun para anggotanya yang telah memiliki paten ini menjelaskan bahwa HDC bisa diterapkan diberbagai proyek konstruksi, seperti pada proyek rancang bangun konstruksi seperti bangunan rumah sakit, pabrik, office tower, jalan dan jembatan, dan berbagai proyek konstruksi strategis lainnya.
Pemanfaatan teknologi ini salah satunya adalah rumah sakit. Hal tersebut seiring semakin canggihnya peralatan rumah sakit yang menggunakan sinar gamma, proton dan neutron, maka diperlukan konstruksi beton dengan densitas tinggi, sehingga dapat menyerap radiasi.
Saat di temui Asiasatu.com, Profesor Jonbi mengungkapkan teknologi HDC bisa digunakan untuk penahan radiasi. Dijelaskannya, beton dikembangkan menjadi beton densitas tinggi atau high density concrete dengan densitas beton harus lebih besar dari densitas beton normal.
Lebih lanjut ia menjelaskan, beton dengan densitas tinggi digunakan untuk perisai radiasi karena menjamin bahwa orang dapat bekerja dengan aman di gedung-gedung di mana radiasi pengion terjadi. Ia mencontohkan, bangunan khas yang membutuhkan bahan pelindung radiasi ini adalah rumah sakit atau laboratorium.
“Beton dengan densitas tinggi terutama digunakan untuk perisai radiasi, atau untuk penyeimbang dan penggunaan lain, dimana densitas tinggi tersebut tentunya sangat diperlukan ya,” kata dia.
Beton densitas tinggi, papar Profesor Jonbi, memiliki sifat perisai yang lebih baik, sehingga dapat melindungi radiasi berbahaya seperti sinar-X, sinar gamma, dan neutron. Agregat yang digunakan untuk pembuatan HDC antara lain Barite, Magnetite, Ilmenite, Limonite dan Hematite. Namun sayangnya, selama ini bahan utama pembuatan HDC berasal dari material impor yang menyebabkan harganya menjadi sangat mahal.
Kini, mahalnya material HDC tersebut bisa diantisipasi dengan adanya hasil yang dikembangkan Profesor Jonbi yang juga expert di John Hi-Tech Contrindo yang berhasil mengembangkan beton HDC dengan material lokal. Temuan ini pun telah diperlihatkan contoh HDC sekaligus dibuktikan.
“Material yang memiliki Specific Gravity dan nomor atom tinggi memiliki kemampuan menyerap berkas radiasi lebih baik. Salah satu material yang memenuhi persyaratan ini adalah beton densitas tinggi yang dapat diperoleh dengan menggunakan agregat yang mempunyai Specific Gravity tinggi. HDC ini juga banyak digunakan untuk pelindung radiasi di fasilitas radioterapi dan reaktor nuklir, dan untuk pencegahan kebocoran radiasi dari sumber radioaktif,” jelas Prof Jonbi yang juga praktisi dalam bidang teknologi beton.
Ditegaskan Profesor Jonbi, HDC yang dihasilkan relatif jauh lebih murah daripada menggunakan impor. Material HDC yang kegunaannya sama dengan material impor ini dinamakan J. High Density Concrete (JHDC) adalah beton dengan densitas sangat tinggi sebesar ≥ 4,8T/M3. JHDC dapat menghasilkan kuat tekan ≥ 30 MPa densitas yang tinggi dan kemampuan kerja yang baik. Kegunaan utamanya adalah blok pelindung radiasi, Bridge counterweight, offshore platform noise and vibration dampak, Gravity Seawall, Crystal protection, break water, ballas for Ocean viessel.
“Komposisinya disesuaikan dengan density yang disyaratkan. Cara pemakaiannya perlu koordinasi dengan pihak JHDC. Material ini dikemas khusus agar diperoleh hasil campuran yang maksimal. Sedangkan untuk pengecoran dalam jumlah besar harus konsultasi dengan expert JHDC,” tutup Profesor Jonbi.